PPKM diumumkan sesaat setelah pembagian rapor sekolah, -yang sudah hampir 2 tahun ini dilakukan secara daring, meski beberapa waktu terakhir sempat ada banyak pernyataan kepala daerah akan membuka sekolah pada tahun ajaran 2021/2022. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini dimungkinkan karena lonjakan paparan Covid varian Delta, data pada tanggal 8 Juli 2021 yang dimiliki Our World Data dan JHU CSSE COVID-19 untuk Indonesia memiliki 2,46 juta kasus (+38.124), data kesembuhan 2,02 juta (+28.975) dan meninggal dunia 64.631 (+871). Catatan Tempo 6 Juli 2021, Indonesia menempati peringkat pertama kasus harian positif Covid19 tertinggi di dunia, Rusia berada di urutan kedua, Iran di urutan kegita dan Bangladesh di urutan keempat. Data-data tersebut tentu memprihantinkan bagi kita semua, dan kita semua patut mengkibarkan bendera setengah tiang pada peristiwa pandemik yang tak kunjung usai serta mengkondisikan kita semua untuk melakukan refleksi terhadap sikap perilaku kita sebagai penghuni bumi.
Bagi saya dan keluarga (anak-istri), liburan sekolah ditengah pandemik yang kian tidak menentu ini tentu saja memaksa memutar otak untuk mengisi hari-hari selama di rumah, terutama untuk anak-anak yang semakin sulit dilepaskan dari handphone akibat sistem sekolah daring yang menuntut penggunaan gawai sebagai alat pembelajaran jarak jauh.
Akhirnya setelah episode bongkar-bongkar dan bersih-bersih rumah, saya menemukan ide untuk membuat kreasi seni berbahan kain; kaos bekas pakai yang menumpuk dan mengajak anak-anak turut berpartisipasi membuatnya, selain kegiatan bersih-bersih rumah yang juga diterapkan bagi tugas untuk semua anggota keluarga mulai dari membersihkan lantai, mencuci piring, mencuci baju, setrika baju dan seterusnya.
Kreasi seni ini saya sebut sebagai diary upcycle artwork, sebagai upaya pembelajaran tentang pengetahuan pemanfaatan barang bekas pakai sekaligus latihan motorik halus untuk anak-anak demi keseimbangan otak. Sampai tulisan ini dibuat saya dan anak-anak sudah membuat 2 karya seni dari bahan bekas pakai; kaos dan celana, dan 2 sedang proses penyempurnaan.
Kenapa upcyle?
Jika selama ini orang lebih sering mendengar istilah recycle; artinya ada proses menghancurkan barang yang tidak terpakai untuk kemudian diolah lagi menjadi sesuatu yang baru dan memiliki manfaat. Berbeda dengan recycle, upcycle merupakan proses mendaur ulang barang menjadi bentuk baru tanpa menghilangkan bentuk aslinya; artinya tidak ada proses penghancuran atau peleburan.
Pengetahuan upcycle ini saya perkenalkan ke anak-anak khususnya karena secara pribadi sangat prihatin dengan kondisi persoalan pengelolaan sampah di lingkungan sekitar terutama masih adanya masyarakat yang sembarangan membuang sampah dijalan; sungai dan seterusnya. PR besar pemerintah dan masyarakat luas untuk bersama-sama meningkatkan pemahaman terhadap pentingnya kelestarian lingkungan dan menjaga kearifan lokal yang makin tergerus jaman. Seperti halnya persoalan pandemik covid19 tidak akan pernah selesai tanpa upaya dan kedisplinan semua pihak untuk bersama-sama saling menjaga interaksi sosial. Karena persoalan Indonesia hari ini adalah meratanya sikap undisplin pada semua sektor kehidupan baik pemerintah dan masyarakatnya. Kita merindukan figur-figur dalam kehidupan sehari-hari yang dapat memberi teladan tentang apa itu kesalehan sosial. Bahwa persoalan kelestarian lingkungan semestinya menjadi perhatian semua pihak dan kita sebagai pribadi tentu semestinya mengambil peran masing-masing setidaknya untuk tidak menjadi pribadi yang cuek terhadap persoalan lingkungan sekitar.
Sebuah catatan pendek refleksi semasa PPKM Darurat
Kalisuren, 11 Juli 2021
Bahtiar Dwi Susanto
Seorang ayah; suami; dan peminat pembelajaran sosial tinggal di Kab. Bogor