Sekilas Tentang Masjid An Nur Empang

Tak bisa dipungkiri kawasan empang merupakan kawasan pemukiman keturunan arab yang sudah mendiami daerah ini sejak seratusan tahun yang lalu, didaerah ini terdapat sebuah masjid yang konon berusia lebih dari seratus tahun, menurut pak salim seorang pengurus masjid sekaligus muadzin di masjid yang bernama Nur Tauhid ini menuturkan sedikit mengenai aktifitas di masjid Jamek selama bulan ramadhan (Jamie, Red) “Taraweh kita tidak seperti ditempat lain, selesai ditempat lain sekitar pukul delapan baru kita mulai”.

Dengan keunikan arsitektur Timur Tengah-nya, masjid An-Nur didirikan oleh seorang Habib yang berasal dari Yaman Selatan yaitu Waliyullah Al Habib Abdullah Bin Muksin Al Athas pada tahun 1351 hijriah. Pengaruh Arab sangat terasa karena pendiri masjid ini adalah seorang habib yang masyhur beliau dialah Habib  Abdullah bin Mukhsin al-Athas yang berasal dari Hadramaut sebuah daerah di Yaman Selatan, keilmuan dan karomah beliau sudah terkenal hingga mancanegara terbukti denagn berduyun-duyunnya jamaah  dari berbagai daerah dan luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Yaman yang datang setiap malam ke dua puluh satu ramadhan.

“Jalan empang ini sampai ditutup saking membludaknya” tutur pak salim.

Pada masjid ini terdapat 5 bangunan yaitu tempat ibadah atau masjid, yayasan, makam, rumah keluarga pendiri dan majlis ta’lim.  Memang terdapat 2 buah masjid diderah lolongok, empang ini namun dari sumber yang kami dapat masjid At Thohiriyah berdiri lebih dulu.  Sebelum  Habib Abdullah Bin Muksin Al Athas wafat diketahui bahwa banyak peziarah yang datang untuk menuntut ilmu(memperdalam agama Islam). Dikarenakan banyak orang  arab yang berkunjung ke Empang ini lalu menetap maka wilayah ini sering disebut ‘Kampung Arab’ sebagai salah satu wilayah yang dihuni oleh banyak keturunan arab di Kota Bogor.

Masjid yang berarsitektur timur tengah ini merupakan duplikat dari nama dan bentuk bangunan masjid di Yaman, kata “Nur” sendiri diambil dari nama salah seorang putri beliau Syarifah Nur yang makamnya berada tepat disebelah barat masjid. Pada hari-hari tertentu komplek makam ramai dikunjungi peziarah yang  datang dari berbagai daerah, khusus hari Jum’at  peziarah rata-rata berasal dari sekitar bogor. Konon kekaromahan dan luasnya ilmu beliau yang membawa mereka berziarah.

Habib Abdullah Bin Muksin Al Athas wafat pada hari Selasa, 29 Zulhijah 1351 Hijriah. Beliau dimakamkan di bagian barat masjid An Nur. Terdapat 7 buah makam pada bangunan yang sama, bangunan tersebut mengimbangi arsitektur dari bagian gedung yang lainnya yaitu bergaya Timur Tengah. Makam tersebut adalah makam Alm. Habib Abdullah Bin Muksin Al Athas, 4 orang putranya, seorang putri dan seorang santri dari Habib Abdullah. Hingga saat ini keturunan asli dari Habib Abdullah sudah pada generasi ke-6 yang masih berdomisili disekitar daerah tersebut. Cerita mengenai kekaromahan beliau dituturkan secara turun temurun dan dari mulut kemulut, walaupun beliau berasal dari Yaman kedekatan denagn masyarakat sekitar terjalin begitu erat,

Ada yang berbeda dari masjid An Nur ini yaitu pada kegunaannya, masjid ini tidak pernah dipakai untuk shalat jum’at. Banyak versi yang menungkap fakta tersebut namun menurut kabar hal itu dikarenakan dulu berfungsi sebagai mushola, dan juga wilayah masjid yang dulu tidak cukup menampung jamaah yang banyak, serta ada juga yang menyebutkan saat ada adzan di masjid lain(dekat) yang masih terdengar sehingga masjid ini tidak mengadakan shalat jumat.

Taufik Umar Prayoga dan Desma Damayanti